Jumat, 17 Juni 2016

Mertuaku Sayang

Malam ini saat suami pulang kerja, anak-anak dengan antusias menyambut papanya, dan berebut ingin bermain dengan papanya.
Tiba2 neneknya berbicara (dengan nada mengingatkan) dari dalam kamar "Jangan ganggu papa kamu, dia capek pulang kerja, biarin istirahat!!!"
Saya yang semula ikut senang menyambut suami, jadi agak kaget mendengar nenek berkata seperti itu. Anak-anak yang semula sumringah memeluk papanya langsung terdiam memandang papanya sambil memasang muka bertanya-tanya, mungkin yang ada dibenak mereka "papa, apa aku nggak boleh maen sama papa sekarang?"

Lalu suami hanya menjawab, nggak papa bu biar anak-anak main sama aku, aku juga kangen sama anak-anak. Mamanya biar ngerjain yang lain dulu, atau mungkin mamanya mau selonjoran sebentar bu.
Mendengar jawaban itu, ibunya hanya diam saja. Mungkin beliau merasa tidak terima karena anak laki-laki kesayangannya yang susah payah dibesarkannya dibela, malah membela istrinya :)

Atau mungkin beliau tidak terima anaknya yang sudah lelah seharian kerja mencari uang diluar rumah tiba-tiba harus dibebani pekerjaan rumah "momong" anak-anaknya yang aktifnya sungguh luar biasa.
Melihat hal tersebut saya hanya diam saja, tidak berani menyela. Saya memilih tidak berargumen demi menghormati beliau.

Jauh didalam hati saya, saya sangat berterimakasih kepada beliau karena sudah melahirkan lelaki yang bertanggung jawab ini. Yang meskipun beberapa kali sering bikin mood saya naik turun bak roller coaster, tapi dia orang pertama yang paling memahami keruwetan istrinya sebagai orang tua kesundulan. Dia juga orang pertama yang selalu mensupport saya atas kehamilan kesundulan saya (ya iyalah, kan dia yang punya saham, kalo nggak mau support, masak iya saya minta support tetangga -_-).

Maaf ibu, bukan saya tidak menghormati suami sebagai kepala keluarga kami hingga membiarkan dia membantu saya mengasuh anak-anak. Bukan juga saya malas mengasuh anak-anak. Namun, saat ini kami sedang belajar membenahi teori parenting kami terhadap anak-anak kami.

Jaman dulu mungkin banyak yang mengatakan, anak dan dapur itu urusan mamanya, papanya biar fokus kerja nyari duit saja. Kasihan udah capek-capek kerja diluar, nyampe dirumah masih nggak dibolehin istirahat. Jaman dulu mungkin lelaki akan gengsi jika harus membantu istri mengerjakan pekerjaan istri karena akan dianggap ikatan suami takut istri.

Jaman sekarang sudah berubah ibu, tidak pernah taukah ibu banyak tindakan kejahatan diluar sana baru-baru ini ditengarai karena kurangnya peran ayah dirumah.
Banyak anak terutama anak laki yang tidak menemukan figur ayah yang bisa dijadikan teladannya dirumah, sehingga mereka mencari figur teladan lelaki diluar sana, sehingga menyebabkan mereka menjadi gampang terbawa arus yang ada.
Tak kurang juga anak perempuan yang tidak memiliki gambaran standart lelaki yang baik untuk dijadikan imamnya kelak, sehingga keblinger percaya aja waktu ketemu laki-laki nggak bener.

Iya, menurut teori parenting yang saya dapat baru-baru ini, mengatakan rumah adalah madrasah utama anak, ibu (mama) adalah gurunya, dan ayah (papa) adalah kepala sekolahnya.

Nah kalo sekarang ibu melarang anak-anak bermain sama papanya, trus kapan papanya bisa evaluasi tumbuh kembang anaknya hasil didikan istrinya dirumah?
Saya bersyukur sekali dengan anak yang ibu lahirkan ini karena sangat bertanggung jawab dan pengertian kepada kami keluarganya. Terutama disaat-saat saya bersusah hati ketika hamil si adik karena mengalami mual muntah yang berkepanjangan, padahal saat si kakak masih sangat belia, dia yang dengan baik hati mau membantu menghandel kakak, membantu memandikannya, membantu menyuapinya, sedangkan saya? Iya saya tepar di kasur serasa hampir mau pingsan

Sekilas orang melihatnya akan mengira dia ikatan suami takut istri. NO, It's Wrong!!!
Buat kami, dia termasuk ikatan suami yang romantis. Bahkan pangeran berkuda di film kartun disney yang katanya paling romantis pun kalah romantis dibanding dia.

Bu, saya benar-benar berterimakasih engkau telah mendidik anak laki-lakimu menjadi lelaki yang super romantis dan hebat, yang berkomitmen mau menemani saya rempong dengan anak-anaknya sejak pertama kali mengetahui sahamnya berhasil ditanamkan untuk yang pertama ataupun yang kedua kalinya.

Terimakasih ibu mertuaku tersayang
Bagaimanapun Engkaulah yang telah melahirkan dan membesarkan Suami
Tanpa mertua apalah arti seorang menantu
Karena menantu adalah istri dari seorang suami yang dilahirkan dan dibesarkan oleh mertua
Sehat terus ya ibu mertua

Kiss and Love
*Menantu yang selalu menyayangimu, anakmu, dan cucu-cucu mu*






Ditulis berdasarkan kumpulan sharing harian emak-emak the sundulers

Tidak ada komentar:

Posting Komentar